Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Lengkap Makam Juang Mandor - Dari Tragedi Berdarah Hingga Terbentuknya Monumen Makam Juang

Tidak cukup sekedar anda kenang, tetapi ku harap teruskan semangat juangmu, untuk memerangi segala bentuk penjajahan.

melihat relief monumen makam juang mandor
Explore pertama kali di Makam Juang Mandor
Dokumen pribadi

FYI: Tulisan ini sebelumnya pernah tayang di blog guidofamula.com. Jadi jangan heran jika watermark foto kebanyakan menggunakan guidofamula.com. dan sekarang tulisan sudah di migrasi ke blog ini, yang kedepannya blog ini 100% berisi tentang traveling atau yang bernuansa Kalimantan. 

Kembali ke benang merah

Tidak semua orang tahu, asal-muasal kutipan bijak di atas dan hanya beberapa yang dapat memaknainya dengan baik.

Termasuk Penulis sendiri, yang pada awalnya acuh tak acuh dengan kutipan penyemangat tersebut, Padahal kutipan tersebut merupakan goresan motivasi yang terukir bangga di bawah Monumen Makam Juang Mandor, Kab Landak, Provinsi Kalimantan Barat.

Makam Juang Mandor Kalimantan Barat merupakan Saksi dari rentetan Tragedi Mandor berdarah yang mewakili serangkaian peristiwa keji dan tak manusiawi yang pernah di lakukan oleh pasukan jepang selama menjajah Indonesia terhadap seluruh rakyat tanpa terkecuali, khususnya Kalimantan Barat.

Oleh sebab itu, kejadian ini terkenal dengan sebutan Peristiwa Mandor Berdarah yang mula terjadi pada tanggal 28 Juni 1944. Rentetan Peristiwa dan Tragedi Mandor memang sudah tersebar luas di beberapa Media, namun kurang diminati.

Urutan kisah makam juang mandor melalui relief
Relief tentang perlakuan Jepang kala itu
Dokumen Pribadi

Pada awalnya saya selaku penulis sangat antusias dalam membaca dan menggali informasi mengenai rekam jejak Peristiwa Mandor tersebut.

Tetapi dikarenakan masih sedikitnya informasi yang Saya temukan melalui bacaan tentang sejarah tragedi ini.

Membuat saya termotivasi untuk mengunjungi langsung Makam Juang Mandor, berharap menemukan informasi dari  rentetan sejarah Mandor dengan sedetail mungkin, sekaligus melestarikan nilai sejarah Makam Juang Mandor, yang dari waktu ke waktu semakin terlupakan oleh generasi muda saat ini..

Minggu 16 Oktober 2016 merupakan hari dimana saya dan teman-teman yang tergabung dalam komunitas traveling sepakat untuk mengunjungi Makam Juang Mandor, dengan beberapa Agenda yang telah kami siapkan sebelum keberangkatan.

Kami terdiri dari 22 orang, dengan beberapa golongan, Suku, dan Agama, bersatu padu memburu Jejak-jejak penting Makam Juang Mandor yang telah menjadi Saksi atas peristiwa Berdarah Mandor 1942 – 1945, yang kita anggap sangat penting dalam melestarikan kembali nilai sejarah melalui jasa para pejuang Kalbar yang terkubur tragis atas perlakuan semena-mena dan tidak ber-prikemanusiaan Penjajah Jepang kala itu.

Sekitar pukul tujuh minggu pagi, kami melakukan perjalanan dari Kota Pontianak menuju Kecamatan Mandor yang memakan waktu tempuh kurang lebih tiga jam, menjadi serangkaian penting dalam penelusuran ini, tak peduli sudah berapa kali kami mengalami kendala dalam transportasi, seperti mengalami roda ban bocor dan lain-lain, kami tetap menguatkan tujuan untuk menggali kembali nilai sejarah yang lama tenggelam.

Suasana perjalanan sekitaran anjungan menuju kecamatan mandor
Momen ketika kendaraan mengalami masalah
Dokumen pribadi

Tepat pada pukul sepuluh dimana matahari sedang terik-teriknya, menjadi bumbu tantangan ketika kaki kami menginjakkan untuk pertama kalinya di selasar aspal yang terhampar sunyi di depan Megahnya Monumen Makam Juang Mandor.

Walaupun sebenarnya saya sendiri sudah dua kali menginjakkan kaki di Komplek Makam Juang Mandor, namun untuk kali ini kisah nya sedikit berbeda dan benar-benar memberikan siraman motivasi yang sungguh berarti bagi kami para Anak Muda yang hampir melupakan akan Jasa Para Pahlawan yang sebagaimana telah mempertaruhkan jiwa dan Raga untuk Negeri Indonesia Tercinta.

Suasana terkini di areal makam juang mandor
Momen ketika sampai didepan lapangan Monumen
Dokumentasi Pribadi

Sontak kedatangan kami memberikan keriuhan sementara bagi suasana komplek yang berada di depan Monumen, yang mungkin saja para mendiang pada saat itu merindukan suasana kunjungan yang demikian semangatnya.

Terlihat dengan jelas, beberapa kali dari kami mendokumentasikan sekitar dengan gadget dalam genggaman, sembari bertanya “ini apa dan itu apa? Sejarahnya seperti apa?”

Pertanyaan seperti itu hanya bisa saya jelaskan secara dasar dan mungkin kurang menarik bagi mereka yang benar ingin tahu, karena penjelasan bukan langsung dari orang terkait yang pernah berjasa akan berdirinya Monumen megah ini.

Tragedi mandor berdarah di kalimantan
Kunjungan pada salah satu makam
Dokumentasi pribadi

Sungguh menjadi kebanggaan tersendiri melihat antusias teman-teman dalam menilik setiap hal yang ditemukan sekitar komplek Monumen Mandor.

Selang beberapa saat kami pun langsung bergegas mengunjungi salah satu rumah warga disudut sebelah kiri Lapangan Monumen, yang pada saat itu mencakup sebagai kantin.

Namun sebenarnya, rumah tersebut bukanlah rumah warga biasa, ataupun kantin biasa. Melainkan kediaman tempat tinggal Bapak pemegang Kunci Makam Juang Mandor yang bernama Uca Suherman.

Lantas kami pun mulai mengambil posisi masing-masing didekat meja kantin, saya pun langsung mengucap sapa kearah rumah dan menanyakan keberadaaan Bapak Pemegang Kunci Makam, dengan maksud meminta sedikit waktu senggangnya untuk memberikan kami informasi dan pengetahuan mendalam tentang sejarah mengenai Peristiwa Mandor tersebut.

Alhasil, Pak Uca dengan semangat menyutujui permintaan kami tersebut, dengan demikian kami pun langsung bergegas mendekati Pak Uca untuk memberikan salam dan penghormatan, selayaknya orang yang dituakan.

Penyampaian informasi yang diberikan Pak Uca, didahulukan dengan obrolan ringan dan candaan, sembari saya mempresentasikan singkat terkait tujuan dan maksud kedatangan kami di Makam Juang Mandor ini.

Pak Uca sangat mengapresiasi kedatangan kami, dan berharap kegiatan ini dapat dilakukan terus menerus demi mengingat dan melestarikan Nilai Sejarah Peritiwa Mandor Berdarah.

Kami semakin tak sabar dengan penjelasan langsung dari Pak Uca, yang mana telah diketahui sebelumnya, bahwa Pak Uca merupakan pewaris dari Sang Ahli Kunci yang sangat berjasa dalam perjuangan pembangunan Monumen ini, yaitu Almarhum Abdul Samad Ahmad, yang telah meninggal pada hari Jum’at, 19 September 2014 silam.

Separuh melingkar posisi duduk kami menatap langsung ke arah Pak Uca yang sedari tadi terlihat siap untuk segera memberikan salam kepada kami semua. 

Suasana ketika mendengarkan Penuturan dari Bapak Uca sebagai Ahli Kunci Makam Juang Mandor
Momen ketika Pak Uca menjelaskan sejarah tragedi mandor yang dipimpin oleh Jepang
Dokumentasi pribadi

Dengan tegap beliau berdiri, sesekali menatap ke arah monumen yang terdapat patung Burung Garuda diatasnya, dengan sedikit menghela nafas dan sesekali mata terpejam, beliau memberikan selayang pandang terhadap Sejarah Peristiwa yang memakan korban hingga 21.037 Jiwa.

Kami pun menanggapi dengan tak bersuara agar dapat mendengar dan meresapi mengenai apa yang Beliau sampaikan pada saat itu, saking senyapnya, semilir angin pun terdengar peka sekali di telinga kami, sehingga menambah syahdu dalam suasana perkumpulan.

Berikut catatan berdasarkan rekaman audio dan video yang telah kami ambil pada tanggal 16 Oktober 2016.

Apakah sebelum kita kumpul bersama seperti ini, kalian sudah mengunjungi monumen? Tanya Pak Uca kepada kami.

Kami serempak mengatakan belum, lalu kembali mendengarkan penjelasan beliau.

Baiklah… Tidak cukup sekedar anda kenang, tapi kuharap teruskan semangat juang mu, untuk memerangi segala bentuk penjajahan. Itu merupakan kalimat yang tertulis di atas Batu yang terletak di bawah Monumen, nanti kalian bakal melihatnya sendiri. Jelas Pak Uca kepada kami.
dibawah ini para pemimpin kalimantan barat yang menjadi korban kebiadaban tentara jepang yang terkenal sebagai peristiwa mandor kecuali
Kalimat pada batu Monumen Makam Juang Mandor
Dokumentasi pribadi

Kami pun dengan serentak mengangguk kepala, setelah mendengar kalimat yang penuh makna tersebut.

Karena kehancuran Negara, kehancuran bangsa, kehancuran diri sendiri, itu semuanya dari penjajah, kita semua harus memahami apa penjajah itu dan seperti apa penjajah itu?, bagaimana cara-caranya penjajah itu? Semuanya ada di sini, yaitu Makam Juang Mandor

Sebelum Bapak menjelaskan lebih dalam mengenai kronologi peristiwa dan latar belakang terbentuknya monumen ini, izinkan Bapak untuk memberikan nasehat kepada kita semua yang berada disini, agar semakin memperkokoh rasa Nasionalisme kita terhadap Bangsa, setuju !

Kami pun dengan lantang kembali mengucapkan Kata Setuju !

Apapun agama kita pada saat ini, janganlah dijadikan persoalan, karena kita punya Dasar Negara, yaitu Pancasila, kita punya Bhinneka Tunggal Ika, yang mempunyai Falsafah Negara kesatuan untuk menuju yang satu, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, Agama itu untuk memperkokoh keimanan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan tidak ada yang lain, melainkan hanya Satu.

Maka dari itu Bung Karno membentuk Dasar Negara Pancasila, dengan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Falsafah Negara yang bermakna baik, yaitu: Berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan.

Hei ! Kita sebagai generasi penerus bangsa, Ayo bangkit ! Sudah jelas di Pancasila pada sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, siapa yang maha esa itu? Apakah itu Pastor, kyai, ustadz, pendeta? Tentu semua sepakat mengatakan Tuhan !

Kalau begitu mengapa kita harus memblok-blok dan membeda-bedakan, hanya sebatas untuk perjalanan menuju Tuhan Yang Maha Kuasa?

Kami terdiam mendengar semua itu, karena memang kondisi kerukunan antar umat beragama menjadi pilar penting untuk menuju Bangsa Negara yang besar dan maju.

Mari kita kembalikan rasa kebersamaan dan kerukunan ini, sebagai Amanat pendiri Bangsa, lihat saja sekarang? Dasar Negara dan UUD  sedikit banyak sudah mulai dilecehkan, akibatnya isi Negara menjadi seperti ini, sesama rakyat Indonesia saling tikam, saling menjatuhkan, dan parahnya menjajah satu dengan yang lain untuk perihal berkuasa.

Apakah itu yang di cita-citakan oleh para Pendiri Bangsa ini dulunya? Tentu Tidak ! Lanjut Pak Uca

Coba lihat di atas, ada berapa matahari, Matahari siapa itu, Untuk siapa itu, Apakah ada tertulis itu Matahari Islam, besoknya lagi matahari Protestan, besoknya lagi matahari Katolik, besoknya lagi Hindu, besoknya Buddha, Apakah seperti itu? Tentu tidak !

Kalau tidak ada? Mengapa kita harus ribut terhadap sesama manusia? Terlebih sesama Warga Indonesia!

Sudah jelas Matahari dan bulan yang di Ciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa, adalah Untuk kita semua Makhluk Hidup di Bumi ini.


Semua kesalahpahaman yang terus terjadi di Negeri ini, mengapa harus diselesaikan dengan nafsu dan emosi yang tidak terkendalikan? kita semuanya harus menjaga, memelihara, dan harus menghormati, semua yang menjadi maksud tujuan Bhinneka Tunggal Ika, itulah maksud dan tujuan dasar Negara kita, Pancasila !

Syuhada yang berkorban dan terkubur di sini, mereka memiliki jiwa dan kekuatan untuk mengorbankan lahir batin , darah dan air mata demi mempertahankan harkat martabat Bangsa Ini dari Penjajah Jepang kala itu.

Sedangkan, masih banyak dari kita generasi-generasi penerus bangsa yang mengisi kemerdekaan atau memeriahkan makna Hari Kemerdekaan dengan hura-hura, mabuk-mabukan, menggunakan narkoba dan kesenangan yang tak bermanfaat lainnya.

Bagaimana bisa, generasi muda dengan mental yang seperti itu dapat melanjutkan Negara ini, Bagaimana mau menjaga keutuhan bangsa ini?

Kalian generasi muda, penerus yang di harapkan dan di amanatkan, siapa lagi kalau bukan kalian generasi muda yang melanjutkan tujuan besar Negara ini? Siapa tahu kalian disini ada yang jadi Menteri, Gubernur, atau Presiden?

Kronologis Jepang Ke Kalimantan Barat

Pada tahun 1942, telah berlangsung Perang Dunia ke 2, perihal ini disampaikan secara berulang-ulang kepada orang yang sama atau tidak, wisatawan, dan pengunjung, agar berguna baik bagi kita sebagai Warga Negara Indonesia, untuk mengisi mental kita, jangan merasa lebih rendah dari bangsa yang lain, karena di Indonesia kita memiliki semuanya, hanya saja masih terhambat dengan beberapa kejahatan terselubung di Negeri ini.

Latar belakang jepang masuk dikalbar
Pasukan Jepang Menduduki Indonesia
Sumber: kompas.com

Pada Tahun tersebutlah, Jepang sudah menguasai seluruh daratan Indonesia, seluruh Nusantara dan sebagian Negara Asia timur dan tenggara, yang mana dalam penguasaan beberapa Negara Dunia terbagi antara Rezim Jepang dan Jerman, Jerman menguasai beberapa Daratan Eropa dan Asia berada di tangan jepang pada saat itu.

Mengapa perihal penjajahan pada perang dunia ke dua dapat terjadi begitu saja tanpa memperhatikan kesengsaraan makhluk tak bersalah yang diakibatkannya? 

Karena semuanya itu hanya ambisi dunia semata, kalau bukan karena duniawi, Apa yang mereka cari dari penjajahan itu?

Khususnya Kalbar, di duduki oleh Tentara pasukan Jepang yang kejam dan biadab dari biasanya, yaitu terdiri pasukan angkatan laut yang memiliki keunikan, yaitu mempunyai ikat lambang di Kepala "Cap Jangkar" yang terkenal ganas.

mandor berdarah
Sumber gambar: senandika.web.id

Sedikit berbeda dari pada angkatan darat Jepang, yang lebih dominan menguasai Pulau Jawa dan dapat dikatakan cukup baik dari pada Angkatan Laut yang menguasai Kalbar.

Paling jauh hanya pemerkosaan dan pembunuhan yang beralasan oleh angkatan darat pasukan Jepang lakukan, berbeda dengan Angkatan laut yang menjajah Kalbar kala itu, memberikan kengerian dan kebrutalan yang begitu sadis, yaitu seperti pembunuhan masal, perampokan, penjarahan, pemerkosaan, penculikan dan penghancuran generasi pintar secara merata.

Sehingga Kalbar benar-benar kehilangan kaum cendikiawan pada saat itu.

Karena personil angkatan laut Jepang pada saat itu, bukan hanya dari pasukan Jepang, tetapi direkrut para tentara Korea dan China yang secara paksa untuk mengikuti perang dunia, sebagai pasukan, disinilah kalbar mendapatkan bencana atas kedatangan jepang.

Perlu kita ketahui, bahwa Penjajah ada dimana-mana, sekarang juga ada, didekat kita juga ada, bahkan dalam diri kita masing-masing, tanpa kita sadari.

Kiranya penjajah apa yang ada di dalam diri kita? 

Penjajah tersebut adalah Hawa nafsu ! 

Manusia akan berbahaya jika tidak bisa melawan hawa nafsu pribadi yang bisa merugikan orang sekitar.

Karena atas dasar hawa nafsu seperti itulah, mengapa perangai jahat Manusia selalu saja ingin menguasai, ingin memiliki ini, memiliki itu, mendapatkan itu, berkuasa atas segalanya, sehingga tak heran jika perang dunia dapat terjadi. Kalau bukan di dasari dari hawa nafsu?

Karena tak mungkin mereka para Penjajah ingin menjajah dan menindas, Jika bukan menuruti Hawa Nafsu tersebut ! Apa yang ingin dicari dan didapatkan di Kalbar? 

Mengapa mereka melakukan pemerkosaan, menjarah, menguasai tanah, dan lingkungan ini?

Secara naluri kemanusiaan hal tersebut sangat tidak benar dan berlawanan dengan aturan-aturan kehidupan dalam me-manusiakan manusia, makanya dalam pancasila tercetus pada sila kedua, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Dari kejadian mencekam yang pernah terjadi di Kalbar dan sangat memprihatinkan, belum terbentuk Republik Indonesia pada tahun 1942, yang ada hanyalah bagian-bagian kerajaan dari seluruh Nusantara, khususnya kalbar memiliki kurang lebih 12 Kerajaan.

Pada saat itulah raja-raja yang mempunyai tanggung jawab dan hukumnya dengan wilayah, para Raja juga merasa tak bisa menerima kedatangan dan keberadaan Pasukan Jepang, tapi dikarenakan intelektual yang terbatas para Raja, hal tersebut dikarenakan sangat langka menemukan raja yang memiliki gelar akademis kala itu.

Tapi ada salah satu tokoh cendikiawan yang mempunyai daya intelektual yang tinggi di antara Para Raja saat itu, yaitu Dr Rubini.

Sekarang namanya dijadikan sebagai nama rumah sakit di Kab Mempawah.

Dr Rubini berasal dari Jawa Tengah, sesuai dengan gelar awal dari nama Rubini, merupakan seorang Dokter yang sangat berpengaruh di Kalbar pada zaman itu.

Kebrutalan pasukan Jepang terhadap rakyat Kalbar yang semakin hari semakin brutal membuat Dr Rubini berinisiatif untuk melakukan perlawanan dengan mengumpulkan para tokoh masyarakat, Raja-raja, dan Panglima perang Dayak pada saat itu.

Lalu semuanya dihimpun di suatu tempat yang sangat rahasia di Pontianak.

Makna relief makam juang mandor
Relief yang mengisahkan kronologi rapat para petinggi dan raja-raja
Dokumentasi pribadi

Tujuan dari rapat tertutup tersebut, tak lain dan tak bukan adalah membahas tentang keberadaan tentara Jepang di Kalbar yang benar-benar keji dan biadab terhadap rakyat. 

Didalam hasil rapat rahasia tersebut, telah diambil beberapa keputusan yang telah disepakati bersama, yaitu para raja, panglima, dan tokoh masyarakat telah siap sedia untuk menumpas, melawan dan mengusir Jepang dengan segala kekuatan yang ada.

Namun sangat disayangkan, bahwa terdapat pengkhianat yang sedari awal ingin membocorkan informasi keputusan perlawanan terhadap Jepang, lalu informasi tersebut di jual kepada Penjajah Jepang dengan beberapa imbalan sebagai pemuas individu semata.

Sehingga dengan diketahuinya informasi tersebut, membuat seluruh Pasukan Jepang yang di Kalimantan Barat semakin beringas, keji dan benar-benar tak beradab, hal tersebut dikarenakan kekuatiran pasukan jepang atas siasat dan startegi pemberontakan besar-besaran yang akan dikepalai Dr Rubini.

Karena sejatinya dalam situasi perang hanya terdapat dua kesimpulan yaitu, membunuh atau di bunuh, hal seperti itulah yang menjadi perkiraan Jepang terhadap bocornya kesimpulan rapat tersebut, demi mengantisipasi akan rencana gerilya pasuka Kalbar.

Jepang pun mendahului dengan segera melakukan eksekusi secepat-cepatnya, dengan target utama para Raja-raja, tokoh agama, tokoh cendikiawan, dan tokoh ekonomi.

Karena Jepang menganggap, jika pemimpin-pemimpin tersebut sudah diilumpuhkan, maka otomatis rakyat yang dikategorikan bawahan dapat dengan mudah untuk diselesaikan dan dikuasai.

Akhirnya dengan keputusan bulat dari tentara jepang tersebut, mulailah dari sekitar tahun 1942 – 1945, secara bertahap melakukan eksekusi terhadap raja-raja yang ada di Kalbar, dengan cara menjemput dari rumah kerumah dan dari keraton ke keraton, lalu dibumbui dengan siasat cerdik, yaitu tipu daya untuk segera disekolahkan ke Jepang, bagi Raja atau cendikiawan yang tak percaya mengenai tawaran tersebut pun, tetap akan dilakukan penjemputan paksa oleh pihak jepang.

Ternyata keraguan tersebut benar-benar terjadi, bukannya di kirim untuk di Sekolahkan ke Jepang, melainkan Para Raja dan Tokoh Cendikiawan tersebut di eksekusi secara brutal di tengah hutan yang sekarang disebut Mandor, pada saat itu memang sulit menemukan daerah Kec. Mandor, karena memang masih Hutan belantara.

Urutan-urutan jumlah kuburan di makam juang mandor
Lapangan eksekusi tempat pembantaian, saking banyaknya darah
tempat ini tidak memiliki pohon rindang.
Dokumentasi pribadi

Para Raja tersebut, sebelum mengalami penyiksaan, para Raja secara tak manusiawi diperintahkan untuk menggali lobang secara gotong royong, setelah itu para Raja di kumpulkan di suatu lapangan terbuka, yang di ketahui sebagai ritual agama sinto.

Lalu para Raja dipaksa untuk menyembah Matahari sebagaimana ritual pemeluk Agama Sinto, terdapat beberapa yang menolak, maka akan menjadi bulan-bulanan oleh pasukan Jepang, siksaan demi siksaan telah menjadi hal yang biasa pada saat itu, mungkin sudah menjadi agenda hiburan bagi para pasukan Jepang kala itu.

Setelah puas disiksa dan dipermainkan layaknya binatang, para Raja dan beberapa rakyat di giring lagi ke lobang-lobang yang sebelumnya sudah tersedia, lalu mereka dibantai secara sadis, dengan perlahan-lahan, beringas, serta diakhiri dengan sabetan pedang Samurai atau penembakan secara brutal.

Lalu mayat tersebut di biarkan dengan kondisi bertumpuk layaknya bangkai hewan, eksekusi tersebut tetap berlangsung hingga seterusnya, sampai ke lubang-lubang berikutnya dengan total jumlah korban mencapai 21.037 Jiwa.

Pembangunan Makam Juang Mandor Untuk Pertama Kali

Untuk Kronologi pembangunan makam, diketahui selama kurun waktu 3 tahun antara 1942 – 1945, Indonesia sangat di untungkan dengan aksi pemboman Hiroshima dan Nagasaki oleh tentara Sekutu Amerika pada tanggal 9 Agustus 1945.

Dengan demikian, Negara Jepang sangat kehilangan kekuatan dan dapat dikatakan lumpuh total, baik secara ekonomi, politik, populasi dan mental, sehingga Jepang mau tidak mau harus menyerah tanpa syarat, dengan menarik semua pasukan yang tengah berada di beberapa Negara Jajahannya, khususnya yang ada di Indonesia termasuk Tentara Jepang yang ada di Kalbar untuk kembali ke Negara Jepang.

Terukir tegas pada gambar relief terakhir sebelah kanan Monumen, menyajikan ilustrasi mengenai pemberontakan para Panglima Dayak dan pasukan para Raja lainnya, dalam mencegat pasukan Jepang yang pada saat itu telah berencana untuk pulang ke Negara Asalnya menggunakan Kapal yang akan siap lepas jangkar menuju Laut.

suasana monumen makam juang mandor
Relief monumen makam juang mandor - 2016
Dokumentasi pribadi

Penyergapan besar-besaran dilakukan oleh pasukan Kalbar terhadap pasukan jepang yang sudah tak berdaya pada saat itu, dengan penuh beringas, dendam, dan perjuangan Nasionalisme demi mengembalikan harkat martabat warga Kalbar, Pasukan Kalbar berhasil membunuh sebagian besar Pasukan Jepang yang gagal menuju Kapal Bunker.

Tak ada dokumentasi sahih mengenai kematian Pasukan Jepang yang telah di bantai oleh Pejuang Kalbar.

Setelah pihak Jepang mengalami kemerosotan dalam segala akibat aksi pemboman Amerika, membuat Bung Karno dengan mantapnya membentuk BPUPKI dan PPKI, dalam proses menuju proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Lebih dekat dengan lokasi makam juang mandor
Salah satu pemakaman masal di Makam Juang Mandor
Dokumentasi pribadi

Dari falsafah kemerdekaan tersebut, kecaman terhadap kejahatan penjajahan dunia dibungkus dengan rapi dalam bunyi teks UUD,  bahwa sesungguhnya  kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu penjajah atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan.

Dalam hal ini Bung Karno memang memiliki peran penting dalam mengecam segala penjajahan yang ada di dunia.

Mengapa Bung Karno tidak menuliskan penjajahan di atas Indonesia saja? 

Mengapa harus penjajahan di atas dunia? 

Hal tersebut dikarenakan Bung Karno mengetahui bahwa kejahatan penjajahan di Dunia saat itu sudah sangat kritis sekali, disamping memprioritaskan Indonesia, Bung Karno juga perduli terhadap Negara-negara yang tertindas, yang memang begitu dominan banyak dari pada Negara berlakon Penjajah, terutama Negara-negara di bagian Afrika.

Dengan demikian, terjadilah Konfrensi Asia Afrika yang pernah diselenggarakan di Bandung. Sehingga tak salah jika Bung Karno wajib disebut sebagai Kaliber dunia yang sangat lantang menyuarakan tentang Penghapusan penjajahan di atas dunia, yang bukan hanya di Indonesia saja?

Begitu Indonesia selesai memploklamirkan kemerdekaan, dengan hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Bereskan ! Indonesia telah merdeka, Republik sudah berdiri, lalu Bung Karno menyebrang secara global, mengambil dan mengajak beberapa orang afrika yang pernah tertindas oleh penjajah sebelumnya, lalu mendirikan Negara Non Blok, yang dikemas dalam Konfrensi Asia Afrika.

Bung Karno layak disebut sebagai salah satu pendiri Negeri ini, dan beliau juga tidak sendirian dalam mencapai kemerdekaan itu, karena apa yang dilakukan Bung Karno dalam proses menuju kemerdekaan tak lepas dari restu para Raja se-Nusantara.

Karena memang pada awalnya Nusantara, memulai adab kehidupan berasal dari kebijakan para Raja-raja yang memimpin pada saat itu, oleh sebab itu kontribusi Raja-raja sangat berpengaruh atas pendirian Negeri ini.

Berkaca akan nilai sejarah yang terkandung dari rentetan kejadian yang ada di Indonesia, khususnya peristiwa Mandor, mengingatkan kita untuk mengambil hal yang baik sebagai tauladan hidup kita, yang jeleknya harap dibuang jauh-jauh dari aktivitas kehidupan.

Karena kalau bukan generasi muda bangsa ini, siapa lagi yang akan meneruskan tujuan luhur Bangsa ini? Negara ini harus kuat, Negara harus makmur, Negara ini harus sejahtera, oleh dan untuk kita semua Rakyat Indonesia.

Sedikit pengalaman menarik Pak Uca, yang pernah menjelaskan rentetan relief ke salah satu Jenderal Tentara Amerika pada waktu lalu yang sempat dibawa oleh beberapa Anggota Mabes. 

Suasana siang hari di monumen makam juang mandor
Monumen Makam Juang Mandor
Dokumentasi Pribadi

Pak Uca di berikan shock terapy oleh Jenderal tersebut, yang berbunyi: 

Kamu bisa pertanggung jawabkan atas apa yang telah menjadi penjelasan kamu, barusan?

Lalu dijawab dengan Pak Uca, seperti ini: 

Saya hanya sebatas juru kunci, Jendral ! peristiwa ini antar Negara, salah alamat kalau jendral meminta pertanggung jawaban dari saya, kalau saya ini Kepala Negara, boleh !.

Karena ini perang antar Negara dan yang harus bertanggung jawab adalah kepala Negara, yaitu Presiden !

Kalau apa yang saya jelaskan ini salah, fakta sejarah disini salah, tidak bisa diterima, tidak akurat, dan tidak bisa dipertanggung jawabkan, bongkar ini monumen, bongkar ini relief, untuk apa?.

Belum lagi bukti beberapa wisatawan jepang yang datang dengan menangis-nangis, karena merasa berdosa,  berarti sejarah tersebut benar adanya.

Tempo hari ada seorang professor Jepang yang datang lalu menangis, seraya berkata mengapa orang tua kami bisa seperti ini? Sangat memalukan !

Generasi kami tidak tahu tentang adanya ini, sekarang akan kami buka diseluruh Universitas Jepang, supaya tahu bahwa kejadian di Indonesia ada yang diberlakukan keji oleh orang-orang tua kami.

Sejarah ini bukan mainan, karena telah di analisa oleh seluruh dunia, jikalau pembicaraan dan penjelasaan saya menyimpang dan mencemarkan nama baik Negara, sebelumnya saya sudah pasti ditangkap dan dihukum sebagaimana mestinya.

Jenderal tersebut akhirnya tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Pak Uca, seraya berkata: 

Saya hanya sebatas menguji akan nilai konsekuensi yang telah Anda sampaikan kepada saya.

Pak Uca kembali menyambung kisah pengalamannya.

Pernah terjadi, sebelum mengunjungi makam juang mandor, Seorang Profesor jepang bertanya kepada Saya, Bisa jamin kalau orang jepang datang kesini dengan aman sampai pulang?

Pak Uca kembali menjelaskan dengan penuh keteguhan, Monumen ini dibangun bukan untuk melestarikan dendam terhadap orang jepang, melainkan melestarikan Nilai sejarah, supaya generasi penerus tahu tentang sejarah, tahu tentang perjuangan, tahu tentang pengorbanan dan ini bukti para Syuhada yang gugur disini telah mengorbankan jiwa dan raganya, untuk apa dan untuk siapa?

Inilah yang harus dipegang teguh oleh generasi penerus, bukan tujuan untuk melestarikan dendam terhadap Jepang. 

Sekarang kami akui bahwa Negara Indonesia dan Jepang sudah menjadi Negara sahabat, terbukti dengan dibukanya Kedubes antar Negara.

Lalu Pak Uca kembali bertanya kepada Profesor tersebut, apakah kalian mendirikan tugu peristiwa Hiroshima dan Nagasaki, untuk melestarikan dendam terhadap Amerika, sehingga orang Amerika datang ke jepang akan disembelih juga?

Oh tidak katanya, tujuan nya sama seperti yang Anda sampaikan.

Oke kalau begitu, saya jamin seratus persen, Professor ! Anda masuk ke makam juang ini, professor tidak akan di apa-apakan.

Dalam hal kunjungan ini, mari sama-sama kita mengenang, menganalisa baik dan buruknya atas kejadian kelam ini.

Pergerakan Sultan Hamid II Untuk Membangun Makam

Setelah peristiwa Mandor sedikit kondusif dari sebelumnya, hanya ada satu Raja besar Pontianak yang tersisa pada saat itu, yaitu Sultan Hamid II.

Kenapa bisa selamat? 

Karena ketika Jepang masuk menjajah daerah Kalbar, Sultan Hamid II langsung di boyong ke Belanda oleh istirinya, karena istrinya asli orang Belanda.

Akhirnya Sang Raja pun kembali ke kampung halamannya, yaitu Pontianak, lalu berinisiatif untuk mengumpulkan beberapa keturunan Raja-raja Kalbar yang masih tersisa pada masa itu, namun hanya sedikit yang bisa terkumpul, masih terdapat beberapa Raja-raja penting yang tak menghadiri pertemuan tersebut, lalu Sultan Hamid II pun menanyakan perihal tersebut melalui beberapa perwakilan yang menghadiri pertemuan tersebut.

Isi dalam ruangan pemakaman para Raja di makam juang mandor
Makam Para Raja yang disebut Makam 10 - Dulunya disebut Makam 01
Dokumentasi Pribadi

Sedikit mengejutkan, bahwa beberapa utusan setiap Keraton dari keseluruhan Kalbar, mengabarkan bahwa Raja-raja dan kaum cendikiawan lainnya sedang tidak ada di Keraton atau di Kalbar, melainkan sudah dijemput oleh Pihak Jepang pada waktu lalu, untuk disekolahkan ke Jepang.

Jawaban tersebut tak membuat Sultan percaya begitu saja, melainkan Sultan dan beberapa anggotanya melakukan penelusuran untuk membuktikan kebenaran dalam penyekolahan Raja-raja ke Negeri Jepang.

Sultan Hamid II segera mengunjungi PBB untuk mencari tahu akan kebenaran informasi tersebut, hal tersebut dilakukan karena Sultan Hamid II memiliki nama yang cukup baik dalam perihal Diplomat Internasional.

Setelah meminta bantuan terhadap PBB akan pencarian informasi tersebut, sangat mengejutkan sekali, karena tidak satu pun Raja yang ditemukan atau hidup di Negeri Jepang, atau dengan kata lain, para Raja tersebut di tipu lalu dieksekusi sesuai dengan kebiadaban Pasukan Jepang di masa kejayaan Nippon.

Dengan perasaan sedih, Sultan Hamid II kembali ke Keraton Kadariyah Pontianak, lalu merenungkan nasib Negeri dan kaum-kaumnya yang tak bersalah telah musnah seketika tanpa jejak karena kekejaman Pasukan Jepang.

Pengharapan Sultan dikabulkan, karena selang beberapa hari kemudian, Sultan mendapatkan laporan penting dari masyarakat yang bersuku Tiong hoa, yang pada saat itu membawa beberapa tulang-belulang yang mirip seperti bentuk tulang Manusia, terjadilah percakapan penting.

Lalu menyebutkan bahwa Tulang-belulang tersebut ditemukan ketika salah satu anjing peliharaannya membawa banyak tulang hingga ke jalan utama masuk desa, yaitu Desa Mandor.

Sultan tak percaya begitu saja, lalu memanggil beberapa orang yang dikatakan Ahli Medis pada saat itu, untuk meneliti tulang belulang tersebut, apakah benar Tulang tersebut adalah tulang Manusia?

Suasana makam juang mandor malam hari
Suasana sekitar makam 1 - 6
Dokumentasi Pribadi

Ternyata benar dan tepat mengenai uji lab tersebut, bahwa tulang tersebut adalah benar tulangnya manusia, seperti apa yang dilaporkan oleh masyarakat Desa Mandor sebelumnya..

Angin segar menyapa Sultan pada saat itu, dengan semangat yang membara, akhirnya Sultan membentuk sebuah Team penelusuran untuk mengetahui asal muasal jejak tulang manusia tersebut, karena perasaan Sultan pada saat itu, menganggap ini ada kaitannya dengan hilangnya beberapa Raja, tokoh agama, tokoh masyarakat dan kaum cendikiawan lainnya.

Sesampainya di Desa Mandor, Sultan dan anggota lainya menelusuri akan asal jejak tulang-belulang tersebut berasal, sehingga tibalah disuatu hutan yang sangat rimba pada saat itu, lalu memang benar, banyak ditemukan tumpukan tulang-tulang yang hanya berapa senti dari kedalaman tanah, yang diketahui bahwa sebelumnya tidak dikuburkan selayaknya Manusia dikuburkan.

Ternyata memang benar, hutan inilah menjadi saksi bisu pembantaian atas Raja-raja, kaum cendikiawan dan beberapa tokoh yang diculik tempo lalu oleh Pasukan Jepang.

Dengan keputusan sigap, Sultan memerintahkan untuk mengumpulkan semua tulang belulang yang nampak berserakan tak beraturan untuk segera dikuburkan secara baik, karena jika dibiarkan seperti ini, tulang belulang akan habis di gondol oleh hewan liar setempat.

Namun terdapat kendala yang di alami oleh Sultan, ketika ingin menguburkan tulang-tulang tersebut, yaitu perihal pendanaan dalam pembangunan makam, belum lagi kondisi Indonesia dan sekitarnya pada saat itu memang sedang dalam ekonomi yang lemah, karena masih dalam Pasca Merdeka.

Berbekal nama baik di kalangan petinggi PBB, akhirnya Sultan mendokumentasi tentang apa yang ditemukan di hutan Mandor tersebut, lalu pergi mengunjungi PBB untuk meminta donasi terkait pendanaan dalam pembangunan Makam bagi para Syuhada-syuhada yang telah gugur tersebut.

PBB menyanggupi permintaan tersebut, sehingga terjadilah proyek pembangunan makam tersebut, yang hingga saat ini terkenal dengan Makam Juang Mandor, namun bantuan PBB tersebut hanya berlaku untuk perihal Makam saja, segala Monumen dan Relief belum terelasisasikan pada saat itu.

Setelah Sultan menyelesaikan kewajiban tersebut, Sultan mencari dan menelusuri informasi dari berbagai dokumen Jepang, tentang jumlah jiwa yang dibantai pada saat itu, alhasil menemukan 21.073 Jiwa, walau pihak Jepang pada saat itu menolak akan jumlah tersebut, dan menganggap hanya membantai 1.000 an jiwa saja.

Perjuangan Membangun Monumen Makam Juang Mandor

Waktu terus berlalu, petinggi Indonesia dan sekitarnya sedang sibuk dan gencar-gencarnya membangun Negeri, sehingga pada tahun 1946 – 1975, hampir genap 30 Tahun usia Makam tersebut, sehingga Makam tersebut nampak tidak dirawat dan tak terfikirkan.

Suasana siang hari di lokasi tambang makam juang mandor
Spot lokasi tambang bekas zaman jepang di Mandor
Dokumentasi Pribadi

Pada Tahun 1975, Percaya tidak percaya, telah terjadi kejadian diluar akal sehat menghampiri salah satu warga Pontianak yang saat itu menjabat sebagai Kepala Logistik di bagian pemerintahan Kota Pontianak.

Beliau bernama Abdul Samad Ahmad, yang pada saat itu mendapatkan kabar dari sebuah Roh Hidup yang berasal Ratu Suri Ibunda Sultan Hamid 2.

Mengapa disebut roh hidup? 

Karena memang pada saat yang bersamaan juga Ratu Suri memang masih hidup dan tinggal di Keraton Kadariah Pontianak, aktivitas bisikan roh hidup tersebut dapat disamakan dengan perihal Telepati.

Roh hidup terus terngiang-ngiang di telinga Pak Samad, hingga suatu hari Pak Samad sudah tak tahan dengan bisikan tersebut, lalu Pak Samad pergi mengunjungi temannya, yang kebetulan Satu gedung Kantor dengan beliau, yaitu Bapak Marwan Said.

Lalu Pak Samad menceritakan perihal nasehat dan wejangan bisikan Roh tersebut, yang mana bisikan tersebut memerintahkan Pak Samad untuk segera pergi mengunjugi Kraton, karena ada sesuatu hal yang amat penting dan wajib dilakukan.

Pak Marwan pun sontak menjadi kaget bukan kepalang, lalu menasehati dan mengajak Pak Samad untuk segera mengunjungi Keraton secepatnya.

Pada hari Jumat, Pak Samad dan Pak Marwan langsung bergegas mengunjngi Keraton Kadariyah, kaget melihat sambutan yang luar biasa dari pihak Keraton, membuat mereka berdua semakin terkagum-kagum dan mempercayai akan Magis bisikan tersebut.

Padahal rencana dan kedatangan mereka sama sekali tidak diketahui Oleh pihak Keraton, atau dengan kata lain tanpa memberi-tahukan izin sebelumnya.

Terlihat dari kejauhan, Sang pemilik suara Roh Hidup tersebut yaitu Ratu Suri Ibu Sultan Hamid II, sudah menanti dengan manis di megahnya Singgasana Ratu, berhamparkan karpet Merah, Pak Samad segera menelusuri kedalam Keraton yang sebelumnya sudah ditawari duluan untuk masuk ke dalam Keraton.

Anehnya pertemuan tersebut hanya boleh dilakukan oleh satu orang saja, yaitu hanya Pak Samad saja, sedangkan Pak Marwan tidak diperkenankan untuk masuk, alhasil Pak Marwan menunggu diluar sembari menanti aktivitas pertemuan tersebut.

Suasana pertemuan Pak Samad dan Ratu di mulai dengan pengetokkan kepala Pak Samad sebanyak 3 kali, menurut tradisi Keraton pada saat itu.

Tanpa banyak basa-basi lagi, Ratu menjelaskan isi panggilan tersebut, yaitu Memerintahkan Pak Samad untuk segera mengunjungi daerah Mandor, dan mencari letak Makam Mandor yang pernah dibangun oleh Sultan Hamid II.

Bukti sejarah tragedi mandor berdarah di kalimantan
Tugu Sebelum Memasuki Kawasan Makam Juang Mandor
Dokumentasi Pribadi

Sedikit bingung dan pangling akan perintah tersebut, Pak Samad mau tak mau mengiyakan perintah tersebut, walaupun pada saat itu beliau benar-benar tidak mengetahui pasti dimana letak Daerah Mandor dan Makam yang pernah di bangun Sultan Hamid II.

Pak Samad pun pamit dan segera keluar dari keraton, lalu menemui Pak Marwan yang dari tadi masih menunggu, Pak Samad pun menjelaskan secara detail akan kesimpulan dan keputusan Ratu terhadap perbincangan sebelumnya, seperti biasa Pak Marwan juga mengalami kaget yang luar biasa, karena memang mereka berdua sama-sama tidak tahu tentang keberadaan Daerah Mandor yang dimaksudkan.

Namun Pak Marwan dan Pak Samad lebih memegang teguh perintah Ratu, sehingga mereka segera dengan cepat mengunjungi Daerah Mandor pada saat itu juga, walau hanya bermodalkan bertanya-tanya kepada orang-orang yang berlalu lalang disetiap jalan.

Singkat cerita Pak Samad dan Pak Marwan telah sampai di Daerah Mandor dengan niat dan kerja keras, lalu menemui Kepala Daerah setempat untuk menyampaikan segala pesan yang didapat dari Ratu Keraton, dan tidak lupa mereka berdua meminta guide atau penunjuk Jalan sebagai pembimbing mereka selama mengarungi Hutan Belantara yang dimaksud untuk menemukan Makam yang pernah dibangun oleh Sultan Hamid II.

tragedi mandor dipimpin oleh penjajah jepang yang kejam
Suasana komplek pemakaman pada siang hari
Dokuementasi Pribadi

Beberapa kilometer telah mereka lalui, lalu disambut dengan beberapa bangunan yang berbentuk makam, dan tak salah lagi, inilah Makam yang dimaksud oleh Ratu, namun sayangnya kondisi fisik dan lingkungan Makam pada saat itu benar-benar sangat memprihatinkan, karena telah menjadi sarang segala binatang dan penuh akan semak belukar yang sama sekali tak menambah kesan seni sebuah bangunan sejarah makam pejuang.

Pak Samad dan beberapa temannya pun terus menelusuri keberadaan Makam-makam yang lain, sehingga pada saat mencapai diposisi Genap 10 makam, Beliau kembali mendapatkan suara Ghaib yang menggaung begitu jelas di telinganya, sebelumnya Pak Samad telah mengalami pingsan atau tak sadarkan diri, suara ghaib tersebut semakin kuat terdengar, yang berbunyi: 

Kamu dapat segar bugar kembali, jika kamu mau dengan ikhlas mencukur habis rambutmu, dan menguburkannya disini ! 

Sontak Pak Samad pun membelalakkan mata setelah mendengar suara Ghaib tersebut, diperhatikan sekelilingnya, ternyata Beliau masih berada di sekitar area Hutan Makam 10, yang diketahui tempat bersemayam-nya jasad para Raja dan Tokoh Cendikiawan lainnya.

Mengalami tak keberdayaan dalam menggerakan beberapa tubuhnya, hanya bisa mendengar dan berbicara, akhirnya Pak Samad memerintahkan Pak Marwan untuk mencarikan Pisau Cukur atau gunting tanpa memberitahukan alasan yang jelas, karena memperhatikan sorot mata tajam dari Pak Samad, akhirnya Pak Marwan dengan cepat dan sigap meninggalkan Pak Samad, untuk membeli Pisau cukur di pasar terdekat.

Pak Marwan kembali dengan membawa pesanan yang disebutkan oleh Pak Samad, lalu Pak Samad memberitahukan dengan seksama akan perintah sebelumnya dari suara ghaib tersebut, sedikit aneh dan bingung, namun Pak Marwan tetap melakukan apa yang di ucapkan oleh Pak Samad.

Akhirnya rambut Pak Samad telah dicukur habis, dan menguburkan Rambut tersebut dilokasi yang diperintahkan suara ghaib terhadap Beliau.

Beberapa menit kemudian, tubuh Pak Samad kembali sehat seperti sedia kala, lalu berencana melanjutkan perjalanan untuk menyusuri kembali Hutan yang penuh sejarah kelam tersebut, baru beberapa langkah dalam perjalanan, Pak Samad kembali dikejutkan dengan suara Ghaib yang kembali memberikan perintah, berbunyi: 

Sekarang juga harus kembali ke Pontianak, dan temui pemimpin Kalimantan barat ! 

Pak Samad kembali tertegun, bukan tertegun karena malas, melainkan sedikit bingung dengan maksud kata pemimpin yang suara Ghaib tersebut perintahkan.

Bingung dengan kalimat 'memerintahkan untuk menemui pemimpin', hingga yang ada difikiran Pak Samad

Apakah yang dimaksud itu Raja, Walikota atau Gubernur?

Dengan maksud meluruskan amanat yang didapat dalam suara Ghaib tersebut, membuat Pak Samad dan Pak Marwan segera mengunjungi kediaman Gubernur yang mungkin dapat mengerti situasi pada saat itu.

Sesampainya di Pontianak, Pak Samad dan Pak Marwan langsung berhadapan dengan Gubernur Kalbar Kadarusno, walaupun hari sudah mulai sore dan sedikit gelap, tak menyurutkan semangat Pak Samad dan Pak Marwan, mereka bertekad untuk menyampaikan amanat penting ini, yaitu membuat suatu tanda sejarah di daerah Makam yang sekarang dikenal dengan Monumen dan Relief Peristiwa Mandor.

Dengan nafas terengah-engah karena panik, Pak Samad dan Pak Marwan sampai di muka kediaman Pak Kadarusno, mereka bedua tak peduli tentang Image Pak Kadurusno yang terkenal garang dan tegas, dan siap mendapatkan respon pedas terkait dengan permintaan yang mungkin tak masuk akal.

Terjadilah percakapan seperti ini

Kenapa ? ayo duduk dulu.. Ujar Pak Kadarusno…

Anehnya, Pak Samad tidak mengiyakan tawaran ramah tamah tersebut, melainkan lebih memilih berjongkok dengan sedikit berlutut ke arah Pak Kadarusno, lalu keluar kalimat yang sedikit memaksa dan aneh dari mulut Pak Samad:

Pokoknya jika Bapak tidak memenuhi permohonan ini, saya tidak akan duduk di kursi…

Sontak pernyataan tersebut membuat Pak Kadarusno menjadi bingung dan sedikit berang.

Oke… Kalau Anda tidak mau duduk dikursi, saya tidak mau berbicara dengan Anda, balas Pak Kadarusno.

Akhirnya kepanikan Pak Samad pun menjadi reda ketika mendengar pernyataan Pak Kadarusno kala itu, mereka pun mulai melakukan perbincangan serius terkait dengan pesan ghaib yang di alami oleh Pak Samad.

"Apa !!! tidak mungkin semudah itu, semuanya harus dibutuhkan pembuktian data yang benar, karena ini menyangkut terhadap sejarah nasional dan antar Negara pula, apalagi untuk merealisasikan pembangunan Monumen dan Relief harus mendatangkan langsung Insinyur ternama dan akademisi Seni Rupa yang professional, dan tentu semuanya membutuhkan biaya yang sangat besar, belum lagi perihal proses tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Pihak DPRD Provinsi melalui Sidang Khusus."

"Namun jika semuanya benar dan terkendali melalui proses yang benar, seperti yang saya nyatakan sebelumnya, saya akan menjalankan amanat tersebut, tapi ingat! semuanya terjadi, jikalau apa yang dikatakan Anda itu benar adanya."

Karena Pak Samad menganggap ini suatu hal yang sangat genting, karena perintah menjalankannya berdasarkan dari suara panggilan ghaib, perencanaan pembangunan Monumen dan Relief pun di limpahkan ke DPRD Provinsi, untuk segera di klarifikasi sembari permohonan izin pengucuran Dana.

Namun sayang seribu sayang, mayoritas suara DPRD pada saat itu menyuarakan akan ketidaksetujuan terhadap pembangunan tersebut, berdalih karena di Daerah Hutan Mandor tersebut sudah tidak lagi ditemukan tulang-belulang yang benar-benar nampak dipermukaan tanah, yang dianggap oleh DPRD telah dipindahkan ke Makam Pahlawan yang ada di Semarang dan Ancol Jakarta.

Belum lagi pihak DPRD berkeberatan, karena biaya yang dibutuhkan untuk membangun Monumen dan Relief tersebut benar-benar harus menyiapkan dana yang begitu besar, kurang lebih bisa bermilyaran pada saat itu.

Merasa kecewa dengan hasil keputusan DPRD, membuat Pak Samad berang, lalu berdiri dihadapan para Anggota DPRD yang hadir pada saat itu, lalu berkata:

"Saya datang kesini, mengadu perihal ini terhadap legislatif hingga ke Eksekutif, hanya bertujuan menyampaikan amanat dalam pembangunan Monumen dan Relief, bukan mempermasalahkan tulang belulang yang hilang diangkut atau musnah."

"Perlu Bapak dan Ibu camkan, bahwa Tulang belulang para pejuang tersebut boleh diangkut dimana saja, boleh diambil siapa saja, sekalipun harus diangkut ke gedung DPRD ini, silahkan saja !"

"Saya tegaskan sekali lagi, maksud saya datang kesini adalah untuk melestarikan nilai sejarah dan mempertahankan Sejarah Peristiwa Tragis Mandor, peristiwa yang melibatkan pembantaian masal oleh tentara Jepang terhadap Rakyat Kalbar, yaitu di Mandor."

"Karena sejatinya sejarah tak dapat dipindahkan kemanapun dan oleh siapapun sampai Dunia ini kiamat."

Mendengar pernyataan yang berapi-api dari Pak Samad, membuat Pak Kadarusno merasa terpanggil untuk segera merealisasikan perencanaan tersebut.

"Oke.. jika demikian, saya akan bangun Monumen dan Relief tersebut, perihal dana? Saya akan mencari sendiri melalui beberapa donator atau jika mungkin menggunakan sponsor yang ada, dan sementara saya tak akan meminta anggaran dana melalui DPRD."

"Tapi, dengan satu syarat !"

"Carikan jejak, walaupun hanya sepuntung tulang, dari seluruh bekas makam yang ada di Mandor, hal tersebut agar menjadi bukti kelak, dan Tulang tersebut akan digunakan sebagai penguburan dalam peresmian Monumen dan relief nantinya."

"Apakah Anda bersedia?"

Dengan sedikit keraguan, namun memiliki hasrat yang pasti, Pak Samad menyanggupi syarat tersebut.

Walau sedikit beban, Pak Samad tetap teguh melanjutkan kiat mulia tersebut, karena ini menyangkut nilai sejarah yang akan hilang, jika keberadaan Makam tersebut tidak dibubuhi sebuah Monumen.

Sesampainya di rumah kediaman, Pak Samad segera membaringkan tubuh nya yang telah lelah karena sibuk bergumul terhadap proses menyuarakan pembangunan Monumen Makam.

Sesaat mata Pak Samad sudah mulai terkatup dan mulai masuk kealam bawah sadar, petunjuk dan suara ghaib masuk kembali ke dalam mimpi Pak Samad, dengan menyuarakan: 

Silahkan pindahkan jasad yang berasal dari Makam 10, berjenis kelamin laki-laki dan Perempuan, masing-masing 1 Jasad.

Pak Samad pun tersadar kembali setelah mendengar petunjuk yang masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Lalu pada waktu berikutnya, Pak Samad kembali menyambangi Pak Kadarusno, dan menceritakan apa yang telah diketahuinya melalui suara ghaib sebelumnya.

"Bagaimana? Apakah anda sudah menyiapkan sepuntung Tulang yang telah saya pesan sebelumnya?"

Belum Pak…

"Lalu ada maksud dan tujuan apa? Anda datang kembali menemui saya? Apakah ada perihal yang lebih penting dari Monumen dan Relief?"

Iya Pak… ini menyangkut pembuktian yang Bapak inginkan sebelumnya, jikalau bapak sebelumnya menginginkan sepuntung Tulang sebagai bukti dan digunakan untuk upacara peresmian Monumen.

Maka saya dapat menjanjikan yang lebih spektakuler dari sekedar tulang, yaitu menyediakan Jasad satu Laki-laki dan satu perempuan.

"Loh… Mana mungkin !"

Karena perisitiwa mandor dan umur makam sudah terjadi lebih dari 20 tahunan, mana mungkin masih ada jasad pejuang yang utuh, Tak mungkin bisa seperti itu !

"Dengan kehendak Allah, kedua jasad tersebut masih utuh pak.."

"Bisa Anda buktikan?"

Siap pak !

"Kalau begitu, persiapkan semuanya dengan baik, karena dua Jasad tersebut akan dipindahkan dan dikuburkan tepat dibawah monument sebagai peresmian Monumen dan Relief.

Tapi.. jika apa yang Anda ucapkan ini hanya main-main atau sebuah kebohongan belaka, Anda akan tanggung sendiri akibatnya."

"Sebelumnya saya mohon maaf Pak, jikalau apa yang saya ucapkan dan yang saya lakukan ini adalah sebuah kebohongan, saya siap mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya."

"Leher saya siap dipenggal dengan Samurai, sebagaimana para pejuang mengalaminya dahulu dari Pasukan Jepang."

"Baiklah.. intinya Anda jangan main-main dengan semua ini, karena sebenarnya saya hanya membutuhkan bukti Sepuntung Tulang saja, namun jika Anda berkata demikian?

Apa mau dikata? Anda harus siap lahir batin untuk membuktikannya, dan siap menanggung akibatnya jika ini hanya sebuah kebohongan semata.
"

Keajaiban Pra Pembangunan Monumen Relief Makam Juang Mandor

Proses pembangunan Monumen dan Relief pun segera dilaksanakan, dengan menghadirkan Arsitek professional dan para akademisi seni rupa untuk membuat Relief yang sesuai dengan nilai Sejarah Tragedi Mandor kala itu, selain itu datang juga utusan dari Negara Jepang, untuk menyesuaikan Sejarah yang pernah terjadi.

Pada tanggal 27 Juni 1977, dimana puncak kecemasan Pak Samad semakin menjadi-jadi, karena belum ada kabar perintah terkait dengan pengambilan Jenazah yang dimaksud, belum lagi pada hari esok tepatnya pada tanggal 28 Juni 1977 merupakan hari peresmian monumen yang sudah ditunggu-tunggu.

Penentuan tanggal 28 Juni sebagai hari peresmian, dikarenakan disesuaikan dengan awal peristiwa penculikan dan pembantaian yang dilakukan Oleh Pasukan Jepang tempo lalu, 28 Juni 1944.

Akhirnya, Pak Samad bernafas lega, karena petunjuk Ghaib telah menginstruksikan untuk melakukan penggalian Makam 10 tersebut, lalu dengan sigap Pak Samad kembali menyambangi Pak Kadarusno, untuk meminta sebuah kelompok yang akan pergi membantunya menggali Makam yang dimaksud tersebut.

Penelusuran terhadap makam pun dilakukan, dimana dikepalai oleh Pak Samad sendiri, dengan sedikit keraguan dan penuh harap, penggalian pun dimulai.

Selang beberapa jam, penggalian sudah sampai terkeruk seberapa dalamnya, lalu dengan mata yang berbinar-binar Pak Samad dan seluruh anggota penggalian, menyaksikan langsung kejadian Fenomenal tersebut.

Terdapat 2 Jenazah yang masih utuh, satu laki-laki dan satu perempuan, Pak Samad mendekatkan diri terhadap kedua jenzah tersebut, diperhatikan dari atas rambut hingga bawah kaki.

Dengan penuh syukur, Pak Samad lega dengan apa yang dilihatnya barusan, jasad yang ditemukan benar-benar utuh, pakaian kerajaan yang masih utuh, dan raut wajah jasad yang seakan mirip tertidur menambah keharuan dalam prosesi pemindahan jasad-jasad tersebut.

Dengan cepat sepasang Jenazah tersebut di pindahkan di salah satu rumah yang berada di samping pembangunan Monumen, yang sekarang menjadi rumah kediaman Pak Samad dan keluarga besar.

Keesokan harinya, Tanggal 28 Juni 1977, prosesi peresmian monumen dilakukan, sebagaimana dengan rencana Pak Kadarusno dan Pak Samad, yaitu menguburkan kembali kedua Jenazah yang didapat masih utuh.

Semua undangan dibuat takjub dengan pemandangan yang hanya sekali seumur hidup untuk disaksikan, adapun petinggi daerah yang datang pada saat prosesi peresmian adalah Panglima Kodam Tanjung Pura, Polda Kalbar, Kejaksaan Tinggi, Ketua DPRD, Gubernur, dan beberapa petinggi daerah lainnya.

Setelah proses penguburan jenazah selesai dilakukan, tepat di atas tanah penguburan tersebut, ditancapkan sebuah Batu yang menjadi etalase Monumen yang bertuliskan 

Tak Cukup Sekedar Anda Kenang, Tetapi Ku Harap Teruskan Semangat Juangmu, Untuk Memerangi Segala Bentuk Penjajahan.

Selesai sudah prosesi pembangunan Monumen dan Relief tersebut, dengan Pak Samad yang menjadi pilar penting dalam mewujudkan takdir tersebut.

Sehingga dengan demikian membuat Pak Samad mendapatkan penghargaan langsung dari Bapak Kadarusno yang pada saat itu masih menjabat sebagai Gubernur Kalimantan Barat.

Selain mendapatkan penghargaan, Pak Kadarusno memberikan SK terhormat kepada Pak Samad, yang dikenal sebagai Sang Ahli Kunci Pertama Makam Juang Mandor.

Pak Samad tak menolak akan semua itu, setelah peresmian dan pemberian penghargaan selesai, Pak Samad benar-benar kembali menekuni setiap jejak yang ada di Makam Juang Mandor, sehingga menjadi modal sahih untuk diceritakan kembali kepada para penerus Bangsa yang mengunjungi Komplek Makam Juang Mandor.

Sedikit kisah, bahwa setelah peristiwa pemindahan dua jenazah tersebut, Pak Samad menjadi perbincangan yang hangat dalam berbagai kalangan, sehingga hal tersebut membuat beberapa Dokter, Ahli mikro biologi, dan Ahli Forensik berbondong-bondong ingin menemui Pak Samad secara langsung, untuk mengetahui kemungkinan perihal Jasad yang masih utuh setelah lebih dari 25 tahun di dalam tanah.

Pak Samad tak pernah menolak akan kedatangan beberapa orang-orang akademisi tersebut, melainkan disambut dengan penuh hangat, dan selalu bersemangat menceritakan tentang rentetan sejarah peristiwa mandor hingga berdirinya Monumen ini.

Bagi saya pribadi, ini lah Tuhan Yang Maha Kuasa, berbuat dan berkehendak dengan tiada batasnya, dan tak ada satu orangpun yang dapat membatasinya, baik itu orang terpintar dan terkuat sekalipun.

Sebenarnya pertanyaan penemuan jenazah tersebut sedikit menggelitik bagi Anda yang selalu berusaha menalaah akan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Mengapa saya katakan seperti itu?

Begini saja, di luar ini, tepat diatas Kepala kita berdiri, terdapat satu buah Matahari ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jadi… Mengapa Matahari tidak bisa jatuh kebawah? Jawaban nya sudah jelas karena Gravitasi dan lain-lain? Namun bisa kah Anda menjelaskan bagaimana proses Gravitasi tersebut terjadi dan mengapa bisa seperti itu?

Kalau difikir-fikir hal tersebut sebanding dengan penemuan dua Jenazah yang saya dan kelompok temukan dalam masih keadaan utuh.

Jawabannya hanya ada di Tuhan Yang Maha Kuasa.

Namun jika anda ingin membuang-buang waktu untuk menelusuri kebenaran utuhnya dua jenazah tersebut, silahkan saja, karena apa yang saya lakukan murni sebuah perintah dan tanggung jawab terhadap Gubernur Kalimantan Barat.

****

Dari apa yang telah ditulis disini merupakan murni atas informasi dan penjelasan langsung dari Ahli Kunci yang bernama Bapak Uca Suherman, yang sampai saat terakhir kami mengunjungi masih memegang mandat dan amanah menjaga Makam Juang Mandor.

Bapak Uca Suherman merupakan generasi kedua yang dipercaya oleh Alm Abdul Samad Ahmad, yang telah meninggal pada hari Jum’at, 19 September 2014. 

Pak Uca Suherman merupakan menantu dari Alm Abdul Samad Ahmad, yang sedikit banyak telah ambil andil dalam perawatan Makam Juang Mandor selama kurang lebih 35 Tahun sisa waktu hidup bersama Almarhum.

Sebagai tambahan informasi, bahwa untuk nama penghianat yang membocorkan hasil kesimpulan rapat terhadap Jepang, dirahasiakan hingga sekarang dan benar-benar ditutup oleh sejarah, hal tersebut beralasan agar tak memberikan citra buruk terhadap keturunan penerusnya.

Berikut pesan dan nasehat Pak Uca Suherman, ketika mengakhiri perbincangan bersama kami:

Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghormati Jasa Pahlawan dan Sejarahnya, itu wajib dilakukan.

Jika kalian ingin menjadi Bangsa yang besar? 

Cari dan Gali sejarah yang ada di sekitar kita, termasuk Makam Juang Mandor ini, mari hidupkan kembali nilai-nilai sejarah yang dari waktu ke waktu semakin dilupakan oleh para generasi penerus Bangsa.

Karena apa pun yang kita lakukan, sadar atau tidak sadar semuanya berkaca melalui Sejarah.

Berikan yang terbaik terhadap sesama Manusia, terlebih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tak pandang berbeda suku, agama, maupun Ras, karena Kebaikan tak pandang bulu, semuanya wajib mendapatkan dan memberikan.

Contohnya, di Makam Juang Mandor ini, semua suku, Agama, dan Ras yang berbeda bersatu padu gugur dalam hanya sebuah liang lahat yang terdapat jumlah 10 Makam.

***

Demikian artikel kali ini yang mengulas kembali tentang perjalanan sejarah Tragedi Pembantaian Mandor hingga proses berdirinya Monumen bersejarah Makam Juang Mandor.

Saya tegaskan sekali lagi, bahwa sumber data kisah sejarah Mandor ini di dapat langsung dari Narasumber Ahli Kunci Makam Juang Mandor, yang Bernama Bapak Uca Suherman.

Oleh sebab itu saya selaku Penulis sangat berterima kasih terhadap Pak Uca Suherman, yang sudah berkenan memberikan informasi sejarah penting ini secara detail dan penuh semangat, karena Tulisan ini tak akan menjadi apa-apa jika tanpa penuturan langsung dari Sang Ahli Kunci Makam Juang Mandor.

Bagi kamu yang merasa kelelahan membaca artikel ini yang dikarenakan memang begitu panjang, kalian bisa menyaksikan langsung perbincangan eksklusifnya di Travedisi Youtube Channel, dengan judul “ 1 Jam Bersama Ahli Kunci Makam Juang  Mandor “.


Dari beberapa hal yang telah saya sampaikan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan, jika terdapat pertanyaan dan sanggahan, bisa langsung di cantumkan pada kotak komentar dibawah.

Semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan nilai Sejarah yang ada di Indonesia, khususnya di Daerah Kalimantan Barat.

Note: Jika butuh foto dokumentasi lebih banyak, bisa request melalui kolom komentar.

Untuk mau tahu lebih banyak tentang konten cerita traveling saya, bisa follow instagram @guidofamula

dan follow juga komunitas @borneoactventure

Terima Kasih. 

Guido Famula
Guido Famula Penulis blog yang sangat antusias tentang programming dan web development. Saya juga sangat menyukai perihal linux dan senang belajar tentang hal-hal baru dalam dunia teknologi

Posting Komentar untuk "Sejarah Lengkap Makam Juang Mandor - Dari Tragedi Berdarah Hingga Terbentuknya Monumen Makam Juang"